Jumat, 10 Oktober 2014

KEBOHONGAN WAHABI TENTANG HADIST


KECURANGAN WAHABI
Kaum Wahabi biasanya dalam berdiskusi dengan kita, seakan-akan hanya mengikuti riwayat yang shahih, anti riwayat lemah, apalagi palsu. Bahkan yang shahih pun seringkali juga dilemahkan. Hal ini mereka lakukan ketika hadits atau riwayat tersebut menjadi dalil kita. Akan tetapi ketika riwayat tersebut menjadi dalil mereka, meskipun tidak ada sanadnya, tidak jelas diriwayatkan dalam kitab apa, dengan diam-diam mereka menyebarkannya, sehingga seakan-akan riwayat tersebut shahih. Contohnya adalah atsar berikut ini;
قال حذيفة رضي الله عنه : " كل عبادة لم يتعبدها أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فلا تعبدوها فإن الأول لم يدع للآخر مقالاً " .
Hudzaifah bin al-Yaman berkata : “Setiap ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh
Sahabat Rasulullah saw sebagai ibadah, maka janganlah kalian lakukan!
Karena generasi pertama tidak memberikan kesempatan kepada generasi
berikutnya untuk berpendapat (dalam masalah agama)." (HR. Ibnu Baththal)"
Atsar di atas dianggap atsar paling shahih oleh kaum Wahabi. Tapi kalau mereka kita minta, siapa perawi atsar tersebut dengan bersanad? Kitab apa? Juz berapa? Halaman berapa? Wahabi tidak mampu menjawab. Silahkan bagi Wahabi yang mampu menjawab.
https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfa1/v/t1.0-9/10703613_10202939074949630_2463064966128059132_n.jpg?oh=026bda72b6dec408839077b601511c84&oe=54F719CF&__gda__=1421668642_30e385699e0f2551e82b8e051b3f92d4



KEBOHONGAN WAHABI
Beberapa hari yang lalu, saya nulis status di facebook bahwa tidak semua perbuatan yang belum pernah dilakukan oleh sahabat, dilarang oleh mereka. Lalu salah satu akun fb Wahabi membantah tulisan tersebut dan berkata, bahwa para sahabat telah melarang semua ibadah yang belum pernah dilakukan oleh sahabat, berdasarkan atsar berikut ini;
قال حذيفة رضي الله عنه : " كل عبادة لم يتعبدها أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فلا تعبدوها فإن الأول لم يدع للآخر مقالاً " .
Hudzaifah bin al-Yaman berkata : “Setiap ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh
Sahabat Rasulullah saw sebagai ibadah, maka janganlah kalian lakukan!
Karena generasi pertama tidak memberikan kesempatan kepada generasi
berikutnya untuk berpendapat (dalam masalah agama)." (HR. Ibnu Baththal)"
Lalu saya tanya, siapa perawi atsar tersebut? Di kitab apa? Juz berapa? Halaman berapa?
Si Wahabi tersebut menulis bahwa atsar tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam al-Ibanah al-Kubra, juz 1 halaman 335. Setelah saya cek dalam kitab al-Ibanah, ternyata atsar tersebut tidak ada. Yang ada justru atsar dengan redaksi yang sangat jauh berbeda.
Begitulah Wahabi. Sulit dipercaya dalam menyampaikan hadits atau atsar. Dan perlu diketahui, bahwa Ibnu Baththah, pengarang kitab al-Ibanah al-Kubra, menurut al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Lisan al-Mizan, berani menyisipkan redaksi palsu ke dalam suatu hadits.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202946892785071&set=a.1207565041037.2029168.1586026054&type=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.