ANJURAN MENGAMALKAN AMALAN DARI MIMPI
Jawaban Terhadap Kesesatan Wahabi
Kalau kita membaca kitab-kitab shalawat dan doa-doa yang disusun oleh para ulama, tidak sedikit amalan-amalan yang diperoleh dari mimpi. Ada yang bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada yang bermimpi bertemu orang shaleh dan lain sebagainya. Pertanyaannya, apakah dianjurkan mengamalkan amalan yang diperoleh dari mimpi? Kaum Wahabi biasanya menghukumi bid’ah yang sesat dan menyesatkan.
Apabila mimpi tersebut mimpi baik dan di dalamnya memberikan amalan untuk dibaca, maka dianjurkan untuk mengamalkan amalan tersebut dan tidak termasuk bid’ah.
Dalam pandangan agama, mimpi yang baik seorang mukmin merupakan bagian dari tanda-tanda kenabian berdasarkan hadits:
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رضي الله عنهما، عَنِ النبيِّ صلى الله عليه وسلم قالَ: "رُؤْيَا المؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وأرْبَعينَ جُزْءاً مِنَ النّبُوَّةِ".
Dari Ubadah bin al-Shamit radhiyallaahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mimpi seorang mukmin adalah satu di antara 46 tanda-tanda kenabian.”
Hadits shahih riwayat al-Bukhari [2618] dan Muslim [2264]. Maksud hadits tersebut, mimpi seorang mukmin merupakan informasi dari Allah tentang datangnya kebenaran. Oleh karena itu, kebaikan yang datang dalam mimpi seorang mukmin, seperti doa-doa, dianjurkan untuk diamalkan di alam nyata, sebagaimana dalam hadits berikut ini:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي رَأَيْتُ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ فِيمَا يَرَى النَّائِمُ كَأَنِّي أُصَلِّي خَلْفَ شَجَرَةٍ، فَرَأَيْتُ كَأَنِّي قَرَأْتُ سَجْدَةً فَرَأَيْتُ الشَّجَرَةَ كَأَنَّهَا تَسْجُدُ لِسُجُودِي، فَسَمِعْتُهَا وَهِيَ سَاجِدَةٌ وَهِيَ تَقُولُ: اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي عِنْدَكَ بِهَا أَجْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاقْبَلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَ مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ، قَالَ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَرَأَ السَّجْدَةَ فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ سَاجِدٌ يَقُولُ مِثْلَ مَا قَالَ الرَّجُلُ عَنْ كَلامِ الشَّجَرَةِ».
Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Ya Rasulullah, pada malam ini aku bermimpi seakan-akan mengerjakan shalat di belakang sebuah pohon. Aku melihat seakan-akan aku membaca ayat sajadah, lalu aku lihat pohon itu seakan-akan bersujud karena mengikuti sujudku dan aku mendengar ia berkata ketika bersujud, “Ya Allah, catatlah sujudku ini sebagai pahala bagiku di sisi-Mu, jadikan sebagai simpananku di sisi-Mu, ampuni dosaku yang berat dengannya, dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hamba-Mu Nabi Dawud”. Ibnu Abbas berkata, “Lalu aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat sajadah, dan aku mendengar dalam sujudnya membaca doa seperti doa yang diceritakan laki-laki itu dari doa yang diucapkan oleh pohon itu.”
Hadits shahih riwayat al-Tirmidzi [579], al-Nasai [222], Ibnu Majah [1053], dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah [562] dan Ibnu Hibban [2768]. Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa yang dibaca pepohonan yang diceritakan oleh seorang sahabat dari mimpinya. Hadits ini menunjukkan tentang anjuran melakukan kebaikan yang dihasilkan dari mimpi. Berdasarkan hadits ini, para ulama mengamalkan doa-doa dan shalawat yang didapatkan dari mimpi orang-orang yang saleh seperti Shalawat Munjiyat dan lain-lain.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.