MAKANSATE BEKICOT DENGAN DALIH IKUT
MALIKIYYAH INI MASIH RAWAN TETAP HARAM HUKUMNYA
Dalam literature Madzahib al Arbaah, dalam urusan memakan
segala jenis hewan yang hidup di dunia ini, hanya Malikiyyah
yang terlihat longgar di dalam memberikan hukum. Sebab dalam
Malikiyyah, segala hewan yang kita anggap menjijikkan semisal
bekicot, dll, hukumnya tetap halal asalkan tidak membahayakan
bagi si pemakannya.
Selain tahu bahwa semisal bekicot itu hukumnya halal dalam
Malikiyyah, tapi yang lebih penting lagi kita harus tahu “
KEHALALAN ” tersebut syarat-syaratnya apa. Ini yang selama
ini kadang kita lupakan.
Dalam Malikiyyah, syarat semisal bekicot ini bisa dihukumi
halal, ya harus mengikuti aturan penyembelihan yang berlaku di
madzhab mereka. Diantaranya adalah ;
1. Ada tujuan menyembelih meskipun caranya dengan langsung
dimasukkan ke minyak goreng yang sudah panas, dipukul, dll.
Untuk syarat ini, apakah sate semisal bekicot yang kita jumpai
disembelih dengan cara demikian ? Yang ada mungkin
tujuannya adalah membunuh atau menghilangkan nyawanya
bekicot supaya mudah saat digoreng.
2. Membaca basmalah atau kalimat Thayyibah
Menurut Malikiyyah, penyembelihan yang berkonsekuensi
terhadap halalnya hewan yang disembelih harus disertai dengan
membaca BASMALAH atau kalimat THAYYIBAH, namun jika
tidak membaca basmalahnya karena lupa, maka hewan
sembelihan tersebut hukumnya tetap halal.
Untuk syarat yang kedua ini, ini sangat rawan tidak pernah
ditemukan disate-sate semisal bekicot yang kita ditemui dijalan-
jalan. Sehingga mau gak mau tetap haram hukumnya.
Dalam hal ini bila si penyembelih tidak membaca BASMALAH
karena ia tidak tahu, maka hukumnya seperti halnya tidak
membaca BASMALAH karena disengaja yang bisa berimbas
pada HARAMnya semisal BEKICOT.
JADI BERHATI-HATILAH !!!!!
Al Fiqh Ala Madzahib Al Arbaah, juz.1, halaman.1116
ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﺍﻟﺬﻛﺎﺓ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻫﻲ ﺍﻟﺴﺒﺐ ﺍﻟﻤﻮﺻﻞ ﻟﺤﻞ ﺃﻛﻞ ﺍﻟﺤﻴﻮﺍﻥ ﺍﻟﺒﺮﻱ
ﺍﺧﺘﻴﺎﺭﺍ ﻭﺃﻧﻮﺍﻫﺎ ﺃﺭﺑﻌﺔ : ﺫﺑﺢ ﻭﻧﺤﺮ ﻭﻋﻘﺮ ﻭﻓﻌﻞ ﻳﺰﻳﻞ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﺑﺄﻱ ﻭﺳﻴﻠﺔ ......
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻤﻤﻴﺖ ﻓﻬﻮ ﺫﻛﺎﺓ ﻣﻦ ﻻ ﺩﻡ ﻟﻪ : ﻛﺎﻟﺠﺮﺍﺩ ﻭﺍﻟﺪﻭﺩ ﻓﺈﻥ ﺫﻛﺎﺗﻪ ﺇﻣﺎﺗﺘﻪ
ﺑﺄﻱ ﺳﺒﺐ ﻛﺎﻟﻨﺎﺭ ﺃﻭ ﻗﻄﻊ ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ ﺃﻭ ﺿﺮﺏ ﺍﻟﻌﺼﺎ ﺃﻭ ﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﻭﻳﺸﺘﺮﻁ ﻧﻴﺔ
ﺫﻛﺎﺗﻪ ﻭﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﺍﻷﻧﻮﺍﻉ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﺫﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Al Fiqh Ala Madzahib Al Arbaah, juz.2, halaman.10
ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ - ﻻ ﻧﺰﺍﻉ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻓﻲ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻳﻀﺮ ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻛﻞ ﺍﻟﺤﺸﺮﺍﺕ
ﺍﻟﻀﺎﺭﺓ ﻗﻮﻻ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﺃﻣﺎ ﺍﺫﺍ ﺍﻋﺘﺎﺩ ﻗﻮﻡ ﺃﻛﻠﻬﺎ ﻭﻟﻢ ﺗﻀﺮﻫﻢ ﻭﻗﺒﻠﺘﻬﺎ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ
ﻓﺎﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺃﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﺤﺮﻡ ﻓﺎﺫﺍ ﺃﻣﻜﻦ ﻣﺜﻼ ﺗﺬﻛﻴﺔ ﺍﻟﺜﻌﺒﺎﻥ ﻣﺜﻼ ﺑﻘﻄﻊ
ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻪ ﻭﻣﺜﻠﻪ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ ﺫﻧﺒﻪ ﺑﺤﺎﻟﺔ ﻻ ﻳﺒﻘﻰ ﻣﻌﻬﺎ ﺳﻢ ﻭﻗﺒﻠﺖ
ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺃﻛﻠﻪ ﻣﻦ ﺩﻭﻥ ﺃﻥ ﻳﻠﺤﻖ ﻣﻨﻪ ﺿﺮﺭ ﺣﻞ ﺃﻛﻠﻪ ﻭﻣﺜﻠﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺤﺸﺮﺍﺕ
ﻭﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﺍﻟﺤﺸﺮﺍﺕ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻷﻧﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺒﺎﺋﺚ
ﻭﻫﻮﻭﺟﻴﻪ
ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﻣﻦ ﺣﻠﻬﺎ ﻓﻼ ﺗﺤﻞ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ ﻗﺼﺪﺕ ﺗﺬﻛﻴﺘﻬﺎ ﻭﺗﺬﻛﻴﺘﻬﺎ
ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﻤﻴﺘﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﺴﺎﺧﻦ ﺃﻭ ﺑﺎﻷﺳﻨﺎﻥ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪﻡ .
Chasyiyah Ad Dasuqiy Ala Asy-Syarch Al-Kabiir, juz.6,
halaman.289
( ﻭﻭﺟﺐ ) ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻛﺎﺓ ﺑﺄﻧﻮﺍﻋﻬﺎ ( ﻧﻴﺘﻬﺎ ) ﺃﻱ ﻗﺼﺪﻫﺎ ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻼﺣﻆ ﺣﻠﻴﺔ
ﺍﻷﻛﻞ ﺍﺣﺘﺮﺍﺯﺍ ﻋﻤﺎ ﻟﻮ ﺿﺮﺏ ﺣﻴﻮﺍﻧﺎ ﺑﺂﻟﺔ ﻓﺄﺻﺎﺑﺖ ﻣﻨﺤﺮﻩ ﺃﻭ ﺃﺻﺎﺑﺖ ﺻﻴﺪﺍ ﺃﻭ
ﻗﺼﺪﺍ ﻣﺠﺮﺩ ﺇﺯﻫﺎﻕ ﺭﻭﺣﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻗﺼﺪ ﺗﺬﻛﻴﺔ ﻟﻢ ﻳﺆﻛﻞ ( ﻭﺗﺴﻤﻴﺔ ) ﻋﻨﺪ
ﺍﻟﺘﺬﻛﻴﺔ ﻭﻋﻨﺪ ﺍﻹﺭﺳﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻘﺮ ( ﺇﻥ ﺫﻛﺮ ) ، ﻭﻗﺪﺭ ﻓﻼ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺱ ،
ﻭﻻ ﺃﺧﺮﺱ ، ﻭﻻ ﻣﻜﺮﻩ ﻓﺎﻟﺸﺮﻁ ﺭﺍﺟﻊ ﻟﻠﺘﺴﻤﻴﺔ ﻓﻘﻂ ﻭﻣﺤﻞ ﺍﺷﺘﺮﺍﻃﻬﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ
ﺍﻟﻤﺬﻛﻲ ﻣﺴﻠﻤﺎ ، ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺃﻱ ﻗﺼﺪ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻟﺘﺆﻛﻞ ﻻ ﻗﺘﻠﻬﺎ ﺃﻱ ﻣﺠﺮﺩ ﺇﺯﻫﺎﻕ
ﺭﻭﺣﻬﺎ ﻓﻼ ﺑﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺣﺘﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﻲ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﺎﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ
ﻫﻮ ﻻ ﺧﺼﻮﺹ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﺍﻷﻓﻀﻞ ، ﻭﻛﺬﺍ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ .
Chasyiyah Ad Dasuqiy Ala Asy-Syarch Al-Kabiir, juz.6,
halaman.290
( ﻗﻮﻟﻪ : ﻓﻼ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺱ ﺇﻟﺦ ) ﺃﻱ ﻭﺣﻴﻨﺌﺬ ﻓﻴﻘﻴﺪ ﺑﺬﻟﻚ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
)) ﻭﻻ ﺗﺄﻛﻠﻮﺍ ﻣﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﺬﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ (( ﺃﻱ ﻻ ﺗﺄﻛﻠﻮﺍ ﻣﻤﺎ ﺗﺮﻛﺖ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ
ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻤﺪﺍ ﻣﻊ ﺍﻟﻘﺪﺭﺓ ﻋﻠﻴﻬﺎ ، ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﺗﺮﻛﺖ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﺴﻴﺎﻧﺎ ﺃﻭ ﻋﺠﺰﺍ
ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺆﻛﻞ ﻭﺍﻟﺠﺎﻫﻞ ﺑﺎﻟﺤﻜﻢ ﻛﺎﻟﻌﺎﻣﺪ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ ﺍﻟﻤﺪﻭﻧﺔ
